Hino Tingkatkan Komponen Lokal
Industri otomotif dalam negeri diharapkan terus ditingkatkan mengingat potensi pasar dalam negeri yang terus berkembang. BEBERAPA tahun terakhir, industri otomotif dalam negeri semakin berkembang dan terus mengalami per tumbuhan yang cukup signifikan. Paralel dengan itu, salah satu produsen otomotif dalam negeri PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) terus meningkatkan komponen lokalnya.
Untuk mendukung produk dalam negeri, perusahaan perakit truk dan bus itu menggunakan komponen kendaraan yang berasal dari 154 supplier dalam negeri. Komponen lokal yang digunakan pada truk ringan seri 300 sebesar 71 persen, pada truk menengah dan berat seri 500 sebesar 41 persen, dan pada bus sebesar 30 persen. Deputy of Associate Director of HMMI Timbul Simanjuntak mengungkapkan selain memproduksi truk, perusahaan juga memproduksi bus compressed natural gas (CNG) untuk Trans-Jakarta.
“Mulai ban, spare parts, kaca, hingga kabin itu (merupakan produk) lokal. Kalau im por, lebih ke mesin dari Jepang dan Thailand,“ ujar Timbul ketika ditemui dalam kunjungan Menteri Perindustrian Saleh Husin ke pabriknya di Cikampek, Jawa Barat, kemarin.
Perusahaan otomotif yang telah berdiri selama 32 tahun itu juga memperbanyak porsi tenaga kerja lokal dengan merekrut karyawan dari Purwakarta, Jawa Barat. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Ia mengatakan sebanyak 60 persen dari total 2.400 pegawai HMMI berasal dari Purwakarta.
Kendati begitu, Timbul menuturkan produksi perusahaan mengalami penurunan se lama dua tahun terakhir.Pada 2012, produksi truk menengah dan berat mencapai rekor tertinggi, yakni 64 ribu unit. Namun, pada 2013 angkanya merosot menjadi 34 ribu unit. Hingga September 2014, produksinya baru mencapai 20.919 unit.
“Penurunan jumlah ini disebabkan HMMI terkena dampak negatif dari kemerosotan perekonomian dunia,“ cetusnya.
Saat ini HMMI telah mengekspor produk mereka ke Vietnam, Filipina, Haiti, Bolivia, dan Papua Nugini.Potensi berkembang Meski terjadi penurunan produksi truk, Menteri Perindustrian menuturkan angka penjualan otomotif Indonesia secara keseluruhan terus meningkat. Pada 2013, penjualan kendaraan bermotor roda empat mampu mencapai 1,2 juta unit, menjadikan Indonesia sebagai produsen kendaraan bermotor terbesar kedua setelah Thailand di ASEAN.
Ia berharap industri otomotif dalam negeri dapat terus ditingkatkan mengingat potensi pasar dalam negeri yang jumlahnya terus berkembang. Oleh karena itu, pelaku usaha diharapkan dapat terus bekerja sama dengan pemerintah dalam pengembangan industri otomotif.
“Kami sangat mengharapkan terutama Toyota dan Daihatsu dapat meningkatkan komponen lokal dalam produk mereka sehingga pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja bisa lebih tercapai,“ ujar Saleh.(E-6) Media Indonesia, 5/11/2014, halaman 19
Untuk mendukung produk dalam negeri, perusahaan perakit truk dan bus itu menggunakan komponen kendaraan yang berasal dari 154 supplier dalam negeri. Komponen lokal yang digunakan pada truk ringan seri 300 sebesar 71 persen, pada truk menengah dan berat seri 500 sebesar 41 persen, dan pada bus sebesar 30 persen. Deputy of Associate Director of HMMI Timbul Simanjuntak mengungkapkan selain memproduksi truk, perusahaan juga memproduksi bus compressed natural gas (CNG) untuk Trans-Jakarta.
“Mulai ban, spare parts, kaca, hingga kabin itu (merupakan produk) lokal. Kalau im por, lebih ke mesin dari Jepang dan Thailand,“ ujar Timbul ketika ditemui dalam kunjungan Menteri Perindustrian Saleh Husin ke pabriknya di Cikampek, Jawa Barat, kemarin.
Perusahaan otomotif yang telah berdiri selama 32 tahun itu juga memperbanyak porsi tenaga kerja lokal dengan merekrut karyawan dari Purwakarta, Jawa Barat. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Ia mengatakan sebanyak 60 persen dari total 2.400 pegawai HMMI berasal dari Purwakarta.
Kendati begitu, Timbul menuturkan produksi perusahaan mengalami penurunan se lama dua tahun terakhir.Pada 2012, produksi truk menengah dan berat mencapai rekor tertinggi, yakni 64 ribu unit. Namun, pada 2013 angkanya merosot menjadi 34 ribu unit. Hingga September 2014, produksinya baru mencapai 20.919 unit.
“Penurunan jumlah ini disebabkan HMMI terkena dampak negatif dari kemerosotan perekonomian dunia,“ cetusnya.
Saat ini HMMI telah mengekspor produk mereka ke Vietnam, Filipina, Haiti, Bolivia, dan Papua Nugini.Potensi berkembang Meski terjadi penurunan produksi truk, Menteri Perindustrian menuturkan angka penjualan otomotif Indonesia secara keseluruhan terus meningkat. Pada 2013, penjualan kendaraan bermotor roda empat mampu mencapai 1,2 juta unit, menjadikan Indonesia sebagai produsen kendaraan bermotor terbesar kedua setelah Thailand di ASEAN.
Ia berharap industri otomotif dalam negeri dapat terus ditingkatkan mengingat potensi pasar dalam negeri yang jumlahnya terus berkembang. Oleh karena itu, pelaku usaha diharapkan dapat terus bekerja sama dengan pemerintah dalam pengembangan industri otomotif.
“Kami sangat mengharapkan terutama Toyota dan Daihatsu dapat meningkatkan komponen lokal dalam produk mereka sehingga pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja bisa lebih tercapai,“ ujar Saleh.(E-6) Media Indonesia, 5/11/2014, halaman 19
0 komentar:
Posting Komentar