Pantura Lamongan Alami Kerusakan JALUR
Truk bertonase berat memperparah kerusakan jalur Bojonegoro-Tuban. Pada Ramadan tahun lalu jalan yang rusak juga hanya ditambal sulam. utama pantai utara (pantura) Lamo ngan, Jawa Timur, menuju Gresik mengalami kerusakan sepanjang 10 kilo meter. Kondisi jalan cukup memprihatinkan. Banyak lubang menganga dan aspal terkelupas di sepanjang ruas jalan tersebut.
Selain membahayakan pengguna jalan, kerusakan jalan tersebut juga sering kali memicu terjadinya kemacetan arus lalu lintas, baik dari arah Jawa Timur maupun Jawa Tengah.
Kerusakan jalan terparah berada di wilayah Kecamatan Manyar hingga memasuki wilayah Kecamatan Lamongan, Jawa Timur. Kerusakan jalan diduga disebabkan tekstur aspal yang melembek pada musim hujan lalu sehingga saat dilintasi kendaraan berat, aspal mudah terkelupas hingga mengakibatkan lubang besar.
Rusaknya jalan utama pantura ini cukup dikeluhkan sejumlah pengguna jalan karena dianggap membahayakan dan mengakibatkan kemacetan panjang.
Kemacetan sering kali terjadi di jam-jam sibuk, terutama pada pagi dan sore hari. “Ini sangat merugikan pengguna jalan, khususnya truk yang mengangkut sembako,” kata Rahidin, seorang sopir truk, kemarin.
Masyarakat berharap kerusakan jalan ini segera mendapat perhatian pemerintah setempat agar aktivitas warga tidak semakin terganggu, terlebih menjelang arus mudik Lebaran 2014.
proyek dan hasil tambang migas.
Biasanya, kendaraan dengan bodi besar beroda lebih dari 10 itu melintas pada malam hari.
“Namun, akhir-akhir ini siang hari juga kendaraan proyek besar jalan,“ ujar Suwarto, warga Desa/Kecamatan Plumpan, kemarin. Tak jarang, kata dia, saat kendaraan proyek dan pengangkut hasil migas itu melintas, lalu lintas mengalami kemacetan. Apalagi, masih banyak titik jalan yang belum dilebarkan.
“Seperti di depan pasar selalu macet kalau truk pengangkut gas atau alat proyek melintas,“ tambahnya. Senada disampaikan Amir, warga Desa/Kecamatan Rengel.
Menurut dia, hampir setahun terakhir ini kerusakan jalan yang melintasi kampungnya semakin parah kondisinya.
“Jalan tidak memadai, tetapi dilintasi truk pengangkut gas dan truk proyek yang tonasenya terlampau tinggi,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, kerusakan pada badan jalan makin parah. Kerusakan
terparah terjadi di sekitar kampungnya hingga kondisi jalan berlubang pada sejumlah titik dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter dengan lebar kisaran 1-1,5 meter.
Dia menyebutkan kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya perbaikan jalan lebih dari setahun terakhir. Sebab, pada Ramadan tahun lalu jalan yang rusak juga hanya ditambal sulam. Agar tidak menimbulkan jatuh korban, warga yang peduli kemudian menimbun lubanglubang di badan jalan dengan material seadanya.
Pada bagian lain, menjelang datangnya arus mudik Lebaran 2014, berbagai persiapan dilakukan. Kepolisian Resor (Polres) Brebes, Jawa Tengah, misalnya, akan menggunakan helicam untuk memantau pergerakan arus mudik. Hasil dari gambar yang diperoleh dari helicam akan digunakan untuk mengambil keputusan pengaturan arus lalu lintas.
Helicam akan dioperasikan mulai sepekan menjelang Lebaran, dengan tujuan untuk memandu para pemudik yang melintasi daerah Kabupaten Brebes, yang merupakan pintu masuk ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. (YK/JI/N-1) Media Indonesia, 7/6/2014; hal : 10
Selain membahayakan pengguna jalan, kerusakan jalan tersebut juga sering kali memicu terjadinya kemacetan arus lalu lintas, baik dari arah Jawa Timur maupun Jawa Tengah.
Kerusakan jalan terparah berada di wilayah Kecamatan Manyar hingga memasuki wilayah Kecamatan Lamongan, Jawa Timur. Kerusakan jalan diduga disebabkan tekstur aspal yang melembek pada musim hujan lalu sehingga saat dilintasi kendaraan berat, aspal mudah terkelupas hingga mengakibatkan lubang besar.
Rusaknya jalan utama pantura ini cukup dikeluhkan sejumlah pengguna jalan karena dianggap membahayakan dan mengakibatkan kemacetan panjang.
Kemacetan sering kali terjadi di jam-jam sibuk, terutama pada pagi dan sore hari. “Ini sangat merugikan pengguna jalan, khususnya truk yang mengangkut sembako,” kata Rahidin, seorang sopir truk, kemarin.
Masyarakat berharap kerusakan jalan ini segera mendapat perhatian pemerintah setempat agar aktivitas warga tidak semakin terganggu, terlebih menjelang arus mudik Lebaran 2014.
proyek dan hasil tambang migas.
Biasanya, kendaraan dengan bodi besar beroda lebih dari 10 itu melintas pada malam hari.
“Namun, akhir-akhir ini siang hari juga kendaraan proyek besar jalan,“ ujar Suwarto, warga Desa/Kecamatan Plumpan, kemarin. Tak jarang, kata dia, saat kendaraan proyek dan pengangkut hasil migas itu melintas, lalu lintas mengalami kemacetan. Apalagi, masih banyak titik jalan yang belum dilebarkan.
“Seperti di depan pasar selalu macet kalau truk pengangkut gas atau alat proyek melintas,“ tambahnya. Senada disampaikan Amir, warga Desa/Kecamatan Rengel.
Menurut dia, hampir setahun terakhir ini kerusakan jalan yang melintasi kampungnya semakin parah kondisinya.
“Jalan tidak memadai, tetapi dilintasi truk pengangkut gas dan truk proyek yang tonasenya terlampau tinggi,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, kerusakan pada badan jalan makin parah. Kerusakan
terparah terjadi di sekitar kampungnya hingga kondisi jalan berlubang pada sejumlah titik dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter dengan lebar kisaran 1-1,5 meter.
Dia menyebutkan kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya perbaikan jalan lebih dari setahun terakhir. Sebab, pada Ramadan tahun lalu jalan yang rusak juga hanya ditambal sulam. Agar tidak menimbulkan jatuh korban, warga yang peduli kemudian menimbun lubanglubang di badan jalan dengan material seadanya.
Pada bagian lain, menjelang datangnya arus mudik Lebaran 2014, berbagai persiapan dilakukan. Kepolisian Resor (Polres) Brebes, Jawa Tengah, misalnya, akan menggunakan helicam untuk memantau pergerakan arus mudik. Hasil dari gambar yang diperoleh dari helicam akan digunakan untuk mengambil keputusan pengaturan arus lalu lintas.
Helicam akan dioperasikan mulai sepekan menjelang Lebaran, dengan tujuan untuk memandu para pemudik yang melintasi daerah Kabupaten Brebes, yang merupakan pintu masuk ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. (YK/JI/N-1) Media Indonesia, 7/6/2014; hal : 10
0 komentar:
Posting Komentar